Sabtu, 10 Juni 2023

Veteran Marinir AS Lihat UFO Ukuran Raksasa di Pedalaman Hutan Padang Sumbar Tahun 2009

ilustrasi kejadian (gambar: Disclosure Project)

KabarUFO, Jakarta - Seorang veteran marinir AS mengatakan ia beserta lima orang timnya melihat piring terbang berukuran raksasa yang sedang diisi dengan senjata-senjata, ketika ia beserta unitnya sedang bertugas di Padang, Sumatra Barat, pada tahun 2009.

Dilansir dari Daily Mail, Michael Herrera, seorang veteran marinir AS, mengklaim bahwa ia beserta lima orang timnya melihat piring terbang berukuran raksasa yang sedang diisi dengan senjata-senjata, ketika ia beserta unitnya sedang bertugas di Padang, Sumatra Barat, pada tahun 2009, dan ditodong senjata oleh sekelompok pasukan tentara tanpa pengenal di lokasi kejadian.

Kopral Muda Michael D. Herrera (foto: Daily Mail)
Michael Herrera yang pada tahun 2009 masih berusia 20 tahun, dikirim dalam misi kemanusiaan US Navy ketika bencana gempa bumi melanda Sumatera Barat pada 30 September 2009.

Setelah 14 tahun bungkam, Herrera pun pada bulan April 2023 kemarin maju bicara bersaksi di depan komite Senat AS dan pihak All-domain Anomaly Resolution Office / AARO (unit khusus untuk penyelidikan kasus-kasus UFO yang berada di bawah wewenang Kantor Sekretaris Pertahanan AS).

Kesaksian Herrera ini juga dilindungi oleh National Defense Authorization Act for Fiscal Year 2023 (NDAA 2023), yakni undang-undang otorisasi pertahanan nasional AS untuk tahun anggaran 2023, yang di dalamnya ada ketentuan mengatur tentang perlindungan whistle-blower / saksi untuk kasus-kasus UFO.

Michael Herrera di wawancara eksklusifnya dengan Daily Mail ini menyediakan bukti catatan empat tahun dinasnya bersama US Navy, beserta pesan teks dari rekan timnya yang juga jadi saksi mata; menolak untuk bicara (ke pihak Daily Mail), dan berkata: "Tidak sepadan dengan hidup saya, atau membahayakan keluarga saya,"


catatan empat tahun dinas Michael Herrera di US Marine Corps, US Navy (foto: Daily Mail)
Herrera (sekarang berusia 33 tahun) yang berasal dari Denver, Colorado, masuk US Navy ketika lulus dari SMU. Sebelumnya Michael Herrera pernah dinas selama dua tahun di Filipina, sebagai anggota dari 31st Marine Expeditionary Unit, yang bertugas untuk mendisitribusikan bantuan ke lokasi bencana angin topan.

Ketika bencana gempa bumi 7,6 Skala Richter melanda Sumatera Barat pada 30 September 2009, Michael Herrera bersama 2nd Battalion, 5th Marines, Echo Co. 2nd Platoon, ditugaskan memandu helikopter untuk menerjunkan bantuan di sekitar kota Padang.

"Pada 8 Oktober 2009, saya bersama lima orang anggota marinir lainnya diterjunkan di wilayah timur laut kota Padang dengan menggunakan helikopter CH-53, dan mendaki bukit setinggi 274 meter untuk mencari lokasi penerjunan bala bantuan selanjutnya," ujar Herrera.

Barulah saat itu ia melihat objek misterius di tengah hutan, di sisi lain bukit yang ia daki.

"Saya bisa melihat objek tersebut bergerak dan berputar. Warna objeknya berubah-ubah, dari abu-abu muda ke hitam pekat," terang Herrera.

Kemudian Herrera berkata, anehnya saat itu mereka tidak diberikan radio komunikasi oleh atasan mereka. Jadi akhirnya mereka menuruni bukit tersebut dalam formasi, untuk menyelidiki, sementara Herrera mengambil foto dan video objek misterius tersebut, dengan menggunakan kamera digital Panasonic miliknya.

"Objek tersebut berukuran sangat masif; seukuran lapangan sepakbola," ungkap Herrera.

"Pesawat tersebut berputar arah jarum jam sambil terus berganti warna. Pesawat tersebut juga memiliki suara yang berdengung, seperti suara ampli gitar. Pesawat tersebut berbentuk segi delapan (oktagonal) dengan bagian atasnya yang menyerupai piramida, dan berwarna hitam.

Herrera klaim bahwa ia dan lima orang anggota unitnya berhasil mendekati pesawat tersebut hingga berjarak 45 meter.

Kemudian mereka disergap oleh delapan orang tentara tanpa pengenal; memakai seragam serba hitam, rompi anti peluru, membawa senapan M4 dengan perangkat night-vision canggih.

"Mereka menodongkan senjatanya ke kami sambil berteriak, siapa kalian?! Apa yang kalian lakukan di sini?! Dua dari mereka berteriak dalam bahasa Inggris aksen Amerika Serikat," terang Herrera.

"Mereka kemudian berkata bahwa kami tidak sepatutnya di sana, dan mereka bisa saja membunuh kami," tambah Michael Herrera.

Kemudian para tentara misterius tersebut melucuti senjata milik para marinir dan memindai kartu pengenal mereka.

Herrera berkata bahwa ia melihat tentara-tentara misterius tersebut sedang membawa kotak senjata ukuran besar ke bawah pesawat UFO tersebut, dengan menggunakan mobil pickup Ford F350 yang sudah dimodifikasi.

"Ketika dua mobil pickup terakhir sudah menaruh barang dan pergi, permukaan landasan tempat UFO itu mengambang naik sekira tiga meter, kemudian pesawat UFO tersebut turun, dan kemudian menyatu," terang Herrera.

ilustrasi kejadian (sketsa: Disclosure Project)

"Di bagian sudut pesawat tersebut, ada sejumlah lampu yang warnanya berubah-ubah antara biru-merah-kuning-hijau," tambahnya.

"Kemudian pesawat tersebut kembali mengambang ke atas, melewati pepohonan, kemudian terbang melewati sisi kiri kami menuju arah laut dengan kecepatan berkisar 6437 kilometer per jam," lanjut Herrera.

"Kami tidak percaya ini terjadi. Pesawat tersebut terbang tidak mengeluarkan suara dentuman sonik (sonic boom). Bahkan gerakan pesawat tersebut tidak menggoyangkan pohon-pohon di sekitarnya. Kami bisa bisa melihat pohon-pohon kelapa tidak bergerak karenanya," ungkap Michael Herrera.

Herrera kemudian berkata, delapan tentara misterius tersebut kemudian mengembalikan senjata kosong mereka, dan memandu mereka kembali ke bukit, sambil berkata: "Mereka bisa saja membunuh kami,"

"Begitu kami sampai di bukit, mereka berkata kepada kami untuk menjauh dan jangan menengok ke belakang," ujar Michael Herrera.

Keenam marinir itu berlari kembali ke lokasi pengiriman bantuan dan dimarahi oleh sersan mereka, karena kembali lebih awal. Namun Herrera bersama rekan-rekannya tetap bungkam atas kejadian tersebut.

"Saya sangat ketakutan. Saya berpikir kalau saya bisa saja dibunuh, bagaimana saya bisa menjelaskan ini?" ungkap Herrera.

Ketika mereka kembali ke kapal USS Denver, unit dari Herrera ditanyai oleh seorang laksamana yang tidak mereka kenal. Herrera berkata sangat aneh ada perwira tinggi di sana, dan tidak ada dari tim Herrera yang menyebut tentang piring terbang dan tentara misterius.

Beberapa hari kemudian kapal USS Denver yang Herrera tumpangi berlabuh di Teluk Subic, Filipina. Selepas minum-minum bersama dengan koleganya, Herrera menemukan bahwa kartu memori dan baterai dari kamera digitalnya hilang dari loker miliknya. Ponsel-ponsel milik kelima rekannya juga hilang secara misterius.

Pada awal Desember 2009 Herrera kembali ke Camp Hansen di Okinawa, Jepang. Di sana ia disuruh untuk melapor ke kantor. Di sana Herrera bertemu dengan seorang letkol US Air Force tanpa pengenal nama.

"Orang itu kemudian teriak ke saya: kamu tidak boleh bicara mengenai apa yang terjadi, tidak ke atasan kamu, atau pun seorang jenderal. Kamu akan masuk penjara, atau kamu akan mati," jelas Herrera.

"Ia menyuruh saya untuk bungkam dan menyodorkan selembar kertas NDA / Non-Disclosure Agreements (perjanjian kerahasiaan). Satu hal yang saya ingat, kertas tersebut bertuliskan TS/SCI (Top Secret/Sensitive Compartmented Information), dan ada tulisan Indonesia di dalamnya," ingat Herrera.

Herrera ingat, setelah ia menandatangani kertas tersebut, ia langsung disuruh keluar ruangan.

"Saya kemudian lari ke barak dan tidak pernah lagi bicara tentang hal tersebut. Ini adalah sesuatu yang saya rahasiakan selama 14 tahun. Namun selalu saya pikirkan setiap harinya," ungkap Herrera.

Herrera keluar dari US Navy pada Oktober 2011. Sertifikat pensiunnya menunjukan durasi empat tahun dinas dan sejumlah medali untuk: 'national defense service', 'global war on terrorism service', 'humanitarian service', 'sea service deployment', dan 'sharpshooter rifle badge'.

Kini Herrera jadi pengusaha dan menjalankan perusahaan keamanan swasta yang bernama Valkyrie Eye.

Herrera berkata bahwa pada tahun 2017 ia bertemu aktivis ufologi, Dr. Steven Greer, di sebuah konferensi, dan Greer membujuknya agar bicara ke kongres dan AARO.

Selain itu, Herrera juga berencana untuk menceritakan kisahnya di konferensi pers yang akan diselenggarakan oleh Dr. Steven Greer pada hari Senin besok (12/6) di gedung National Press Club, Washington DC, bersama dengan empat orang saksi kasus UFO lainnya.

Herrera berkata kalau kelima rekan unitnya terlalu takut untuk maju bersaksi.

Di sebuah pesan chat yang dikirim oleh salah satu teman Herrera pada 3 Mei 2023 bertuliskan: "Ini permintaan yang terlalu banyak dan tidak sepadan dengan resikonya,"

"Ini tidak sepadan dengan hidup saya, dan membahayakan keluarga saya. Ini permintaan yang terlalu banyak. Kamu harus keluar dari ini dan jangan libatkan saya dengan kekacauan ini. Jangan pernah meminta saya untuk melakukan hal ini lagi," tulis temannya Herrera dalam sebuah pesan chat.

Tonton video rekaman kesaksian Kopral Muda, Michael D. Herrera, di acara konferensi pers, yang diselenggarakan di National Press Club, Washington DC, pada Senin (12 / 6 / 2023), di bawah ini.

Cek di jam ke 1:05:28 sampai 1:22:40.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar