Tampilkan postingan dengan label US. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label US. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Juli 2020

Senat AS Sudah Tahu Tentang Materi Kepingan dari UFO yang Jatuh?


KabarUFO, Jakarta - Seorang ilmuwan astrofisika ternama Amerika Serikat mengatakan kalau Senat AS sudah mendapat pengarahan tentang materi kepingan dari UFO yang jatuh. Seperti apa?

Dilansir dari The New York Times, Dr. Eric W. Davis, seorang ilmuwan astrofisika ternama, mengatakan kalau pada Maret 2020 kemarin ia telah memberikan pengarahan rahasia kepada sebuah agensi Departemen Pertahanan Amerika Serikat, tentang material dari "kendaraan yang bukan buatan Bumi".

Dr. Davis mengatakan kalau ia juga memberikan pengarahan rahasia tentang material dari UFO ke sejumlah anggota staf Committee on Armed Services (SASC) pada 21 Oktober 2019, serta kepada para anggota staf United States Senate Select Committee on Intelligence (SSCI) pada 23 Oktober 2019.

Para anggota staf Commitee sendiri tidak merespon ketika diminta komentarnya oleh The New York Times mengenai hal ini.


Dr. Eric W. Davis adalah seorang ilmuwan astrofisika. Eric W Davis mendapat gelar Ph.D bidang astrofisika pada tahun 1991 di University of Arizona.

Eric adalah peneliti di Institute for Advanced Studies-Austin and EarthTech International, dan juga CEO di Warp Drive Metrics.

Pada tahun 1996–2002 Dr. Eric W. Davis bekerja sebagai ilmuwan Aerospace/Astro-Physics di National Institute for Discovery Science, Las Vegas, Nevada.

Selain itu, Dr. Eric W. Davis juga turut mendirikan Advanced Deep Space Transport Technology Assessment (Breakthrough Propulsion Physics) Group di NASA-JSC.

Dr. Eric Davis juga bekerja sebagai konsultan di Advanced Aerospace Threat Identification Program (AATIP) sejak awal tahun berdirinya, yakni 2007.

Davis mengatakan kalau di beberapa kasus, uji coba untuk material UFO tersebut gagal untuk menjelaskan asal-muasalnya.

Bekas Senator di negara bagian Nevada (1987 - 2017) dan mantan Democratic Senate Majority Leader (2007 - 2015), Harry Reid, yang juga pendukung awal pendanaan untuk berdirinya AATIP, mengatakan kalau ia percaya material dari UFO yang jatuh itu sudah ada di tangan manusia, dan sepatutnya diteliti.

"Saya sampai di sebuah kesimpulan, bahwa memang ada material (UFO) yang dimiliki oleh pihak pemerintah maupun sektor swasta," ujar Harry Reid dalam sebuah wawancara.

Sebelumnya pada 25 Juli 2019 pihak To The Stars Academy memberi pernyataan kalau mereka mengakuisisi meta-material, yang diklaim merupakan kepingan dari kendaraan luar angkasa canggih, yang asalnya tidak diketahui.

Kamis, 30 Mei 2019

Lima Pilot Angkatan Laut AS Laporkan Kasus UFO di Depan Kongres


KabarUFO, Jakarta - Kian hari kian banyak orang-orang dari kalangan pemerintahan dan militer yang mengungkap ke publik kasus UFO. Kali ini tak tanggung-tanggung; lima orang pilot US Navy yang mengungkap kasus-kasus UFO yang pernah mereka hadapi.

Dilansir dari The New York Times, lima orang pilot US Navy baru-baru ini mengaku kalau pada periode musim panas tahun 2014 hingga Maret 2015 mereka sering kali melihat UFO di langit wilayah Pantai Timur Amerika Serikat.

"Objek-objek tersebut ada di langit sepanjang hari," ujar Letnan Ryan Graves, seorang pilot pesawat jet F/A-18 Super Hornet di US Navy selama 10 tahun, yang juga melaporkan kasus-kasus penampakan UFO yang ia lihat ke pihak Pentagon dan Kongres AS.

Graves mengatakan kalau UFO yang ia lihat mampu terbang ke ketinggian sembilan kilometer dan kecepatan hipersonik.

"Menerbangkan pesawat di udara itu membutuhkan energi yang besar. Berdasarkan dari kecepatan UFO yang kami amati, berada 12 jam di udara itu 11 jam lebih panjang dari yang kami duga," ungkap Graves.

Letnan Graves hingga kini masih belum bisa menjelaskan apa yang ia lihat. Pada musim panas tahun 2014 ia dan Letnan Danny Accoin; pilot Super Hornet lainnya, merupakan bagian dari sebuah skuadron bernama VFA-11 “Red Rippers” dari pangkalan Naval Air Station Oceana, Va., yang merupakan tempat pelatihan untuk nantinya ditugaskan di wilayah Teluk Persia.

Hanya Letnan Graves dan Accoin saja yang mau mengungkapkan nama mereka ke New York Times, sementara tiga pilot lainnya tidak ingin namanya disebut.

Para pilot tersebut mulai melihat benda aneh terbang setelah perangkat radar keluaran dekade 80-an mereka diganti dengan yang model jenis baru.

"Orang-orang (kalangan militer) di dalam pesawat militer telah melihat benda-benda terbang aneh selama puluhan tahun," ungkap Graves.

Letnan Graves juga mengatakan objek-objek misterius tersebut muncul di ketinggian sembilan kilometer, enam kilometer, bahkan terbang rendah di atas permukaan laut. "UFO-UFO tersebut bisa berakselerasi, terbang pelan dan kemudian melesat dengan kecepatan hipersonik," jelas Graves.

Sementara Letnan Accoin sendiri mengatakan kalau ia dua kali berinteraksi dengan objek-objek misterius tersebut: pertama ketika ia melihat ada objek di radarnya, Accoin pun langsung menerbangkan pesawatnya 300 meter di bawahnya. Accoin berkata kalau ia seharusnya bisa melihat objek tersebut dengan kamera di helmnya, namun tidak bisa. Meski radar pesawat mengatakan sebaliknya.


Kasus UFO kedua untuk Letnan Accoin terjadi beberapa hari kemudian. Ia mengatakan kalau misil latihan di pesawat jetnya mengunci sebuah objek, dan kamera infra merah juga berhasil mendeteksinya. "Namun tetap saya tidak bisa melihat tampilan visualnya," ungkap Accoin.

Pada akhir 2014 Letnan Graves mengatakan kalau salah satu teman di skuadronnya baru kembali dari misi dengan muka tegang sambil berkata ke dirinya "Aku hampir saja menabrak salah satu objek tersebut!"

Pilot (yang hampir menabrak UFO tersebut) beserta rekan pilotnya sedang terbang tandem di atas wilayah Virginia Beach dengan jarak pisah berkisar 30 meter. Tiba-tiba sebuah objek terbang melesat di tengah-tengah mereka. Menurut Letnan Graves bentuk objek tersebut seperti lapisan bola yang membungkus sebuah kubus.

Kejadian tersebut sangat menakutkan skuadron VFA-11 “Red Rippers” sehingga memaksa mereka membuat laporan keamanan penerbangan. Karena pihak pemerintah biasanya tahu jika sedang ada pilot pesawat tempur yang latihan, dan tidak akan sembarangan mengirim drone militer rahasia ke wilayah tersebut.

"Tinggal menunggu masalah waktu saja sebelum nanti akan ada terjadi kasus  tabrakan di udara," imbuh Graves.

Pilot tersebut berkata kalau yang anehnya obejk-objek tersebut berakselerasi dengan kecepatan hipersonik namun mampu berhenti mendadak dan belok secara instan; sesuatu yang melampaui batas fisik pilot manusia.

"Kecepatan tidak akan membunuhmu, tapi berhenti mendadak mampu membunuhmu, atau akselerasi mendadak," tambah Graves.

Ketika The New York Times menanyakan kira-kira objek apakah itu, para pilot menolak untuk berspekulasi. "Kami di sini untuk bertugas dengan baik, bukan untuk membuat cerita-cerita mitos," jawab Letnan Accoin.