Senin, 22 Maret 2021

Mantan Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat: Sebenarnya Saya Ingin Ungkap Kasus UFO ke Publik Semasa Menjabat Dulu

KabarUFO, Jakarta - Mantan Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (Director of National Intelligence / DNI), John Ratcliffe, mengatakan kalau semasa ia menjabat, sebenarnya dirinya ingin ungkap kasus UFO ke publik, tapi belum memungkinkan.

John Ratcliffe ketika diwawancara oleh FOX News Primetime pada 19 Maret 2021, mengatakan kalau dirinya semasa menjabat sebenarnya ingin agar informasi tentang fenomena UFO ini keluar ke publik, namun saat itu belum bisa.

"Sebenarnya saya semasa menjabat ingin mengungkap ke publik kasus UFO ini, namun belum bisa menemukan format yang pas agar informasinya bisa cepat keluar," terang Ratcliffe.

"Ada banyak sekali penampakan UFO yang dilihat oleh publik, angkatan udara dan satelit, yang sulit sekali untuk dijelaskan dan ditiru oleh teknologi kita," tambahnya.

"Penampakan UFO ini terlihat di seluruh dunia. Kami (Amerika Serikat) memiliki banyak sensor yang mendeteksi penampakan-penampakan (UFO) ini. Dan sekali lagi, hal ini tidak bisa dijelaskan," ungkap mantan Director of National Intelligence tersebut.

"Masih ada banyak lagi (informasi tentang UFO) yang belum dipublikasikan ke publik. Menurut saya sehat apabila informasi-informasi ini bisa keluar secepatnya," pungkasnya.

John Lee Ratcliffe menjabat sebagai Director of National Intelligence (DNI) dari 26 Mei 2020 hingga 20 Januari 2021.

Director of National Intelligence / DNI (Direktur Intelijen Nasional) adalah pimpinan dari National Security Agency / NSA (Badan Keamanan Nasional), yang merupakan bagian dari United States Intelligence Community / IC (Komunitas Intelijen Amerika Serikat).

DNI juga bekerja sebagai penasihat untuk Presiden dan NSA terkait masalah intelijen untuk keamanan nasional Amerika Serikat.

Pada tanggal 28 Desember 2020, Presiden Donald Trump menandatangani UU omnibus yang mengalokasikan dana sebesar US$1,4 triliun dalam pendanaan federal untuk tahun fiskal 2021. UU omnibus tersebut meliputi banyak hal, mulai dari dana bantuan pandemi Covid-19 hingga ke anggaran militer.

Kompilasi undang-undang ini juga termasuk FY 2021 Intelligence Authorization Act; ketentuan yang menyusun operasi intelijen AS dan menetapkan persyaratan untuk melaporkannya ke Kongres.

Intelligence Authorization Act for FY 2021 di dalamnya menyinggung transparansi pelaporan kasus UFO atau yang mereka sebut di sini sebagai “Advanced Aerial Threats".

Ketentuan Intelligence Authorization Act for FY 2021 juga berisi dukungan pihak United States Senate Select Committee on Intelligence (SSCI) untuk tim gugus tugas Unidentified Aerial Phenomenon Task Force (UAPTF) yang berada di bwah naungan Office of Naval Intelligence (Kantor Intelijen Angkatan Laut AS), serta ketentuan transparansi laporan-laporan kasus UFO oleh pihak UAP Task Force.

Dengan disahkannya UU omnibus ini, berarti pihak UAP Task Force di Office of Naval Intelligence wajib untuk menyediakan laporan kasus UFO ke kongres / publik dalam waktu 180 hari atau enam bulan ke depan.

Jika dihitung enam bulan dari Desember 2020, berarti Juni 2021 nanti bakal ada lagi laporan resmi dari pihak Pentagon mengenai fenomena UFO ini.

Tonton videonya di bawah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar